Link



AdsBanner

cake-cookies-others

cake-cookies-others



Tebet Business Directory


Masukkan Code ini K1-7CBBEE-2
untuk belanja di KutuKutuBuku.com

Penyelundupan Timah Rugikan Milyaran Rupiah



PEKAN lalu, petugas Bea dan Cukai (BC) Departemen Keuangan (Depkeu) kembali menahan 47 kontainer berisi timah batangan siap diekspor. Langkah tersebut menambah jumlah kontainer yang ditahan menjadi 167 unit. Sebelumnya, pada Rabu (21/1), Media Indonesia memberitakan petugas Bea dan Cukai menahan 120 kontainer berisi timah batangan senilai Rp500 miliar. Kontainer-kontainer tersebut dimiliki delapan perusahaan eksportir timah. Kedelapan perusahaan itu adalah PT DS Jaya Abadi, PT Donna Kembara Jaya, PT Prima Timah Utama, PT Bukit Timah Indonesia, PT Bangka Putra Karya, PT Kobatin, CV Makmur Jaya, dan CV United Smelting. Petugas BC melakukan penahanan karena perusahaanperusahaan tersebut diduga melakukan manipulasi data kadar timah dalam dokumen ekspor mereka. Untuk itu, pekan lalu pihak BC disaksikan pemilik barang dan otoritas Pelabuhan Pangkal Balam telah mengambil sampel timah dari tiap kontainer untuk diuji di laboratorium PT Timah (Bangka) dan PT Intertek (Jakarta).

''Tim dari pusat sedang menguji ulang kadar timah di laboratorium. Kami minta agar PT Timah dan PT Intertek bersikap profesional dalam melakukan pengujian laboratorium,'' kata Direktur Jenderal BC Depkeu Anwar Suprijadi. Pengujian tersebut dilakukan karena hasil uji laboratorium yang dilakukan PT Surveyor Indonesia (SI) yang menjadi acuan para eksportir tidak valid. Sebab, SI tidak memiliki laboratorium di Bangka. Selama ini, SI diketahui menggunakan laboratorium milik salah satu eksportir, yaitu PT DS Jaya Abadi yang berlokasi di jalan Ketapang Kawasan Industri, Pangkal Pinang.


Petugas BC menyita 167 kon tainer tersebut dari dua tong kang yang ditarik dua tugboat.


Dari tongkang pertama yaitu BG.CSF.2303 yang ditarik oleh tugboat Cathay 11 disita 2.990,697 ton timah batangan. Dalam dokumen yang ada, disebutkan sebanyak 25 dari 167 kontainer itu adalah milik PT DS Jaya Abadi dengan pembeli Toyota Tsusho Corp dan Lotus SG Pte ltd. Kemudian, 12 kontainer lagi milik PT Donna Kembara Jaya dengan pembeli Malaysia Smelting dan 3 kontainer milik PT Prima Timah Utama dengan pembeli Lotus SG Pte ltd. PT Bukit Timah Indonesia tercatat memiliki 13 kontainer dengan pembeli Eco Tropical Resource, 16 kontainer milik CV United Smelting dengan pembeli My United Smelting, dan 50 kontainer milik PT Bangka Putra Karya dengan pembeli G Steinweig Warehousing.

Dari tongkang kedua yaitu Global 5 yang ditarik tugboat SD Pearl ditahan 1.188,527 ton timah batangan milik CV Makmur Jaya, CV United Smelting, PT Bangka Putra Karya, PT DS Jaya Abadi, dan PT Kobatin.

Belum Dikalkulasi Menurut Anwar, pihaknya belum bisa mengalkulasi berapa nilai kerugian negara dari aksi penyeludupan itu. ''Karena hasil uji ulang yang akan menentukan apakah timah tersebut akan disita negara atau dikembali kan kepada pemiliknya,'' imbuh nya.

Ketika dihubungi terpisah, Direktur Ekspor Produk Industri dan Pertambangan Departemen Perdagangan Hartojo Agus Tjahjono menyatakan hasil uji sampel timah akan keluar hari ini. "Besok (hari ini) hasilnya keluar. Jadi kita lihat saja."

Regulasi tentang ekspor timah diatur melalui Permendag 04/2007 yang mensyaratkan
ekspor dengan kadar minimal 99,85%.

(sumber : Media Indonesia, 27 JANUARI 2009 )

Wisata Mentok, sudah "mentok" kah ??


KOTA Mentok di Kabupaten Bangka Barat adalah kota tua yang berdiri sejak berabad silam. Penjajah Belanda-lah yang membangun daerah itu, sekaligus menjadikannya sebagai kota pelabuhan.

MELALUI Pelabuhan Muntok di Mentok, hasil alam terutama lada putih Bangka yang begitu terkenal diangkut kapal-kapal Belanda menuju ke daratan Eropa. Melalui Pelabuhan Muntok pula timah yang digali dari bumi Bangka dikirim ke negara penjajah.

Bekas kejayaan Mentok-sekaligus kebesaran penjajah Belanda-sampai kini masih jelas terlihat di kota yang kini ditetapkan menjadi ibu kota Kabupaten Bangka Barat tersebut. Ratusan gedung tua dengan mudah ditemui di seantero kota pantai dan perbukitan tersebut.

Dua di antara ratusan gedung tua yang masih kokoh berdiri bahkan memiliki nilai sejarah yang amat tinggi bagi negara ini. Dua gedung tua itu adalah Pesanggrahan Menumbing dan Wisma Ranggam, gedung tersebut pernah dijadikan tempat tinggal pendiri negara ini.

Bung Karno bersama Bung Hatta dan sejumlah pemimpin republik pernah menempati dua bangunan bersejarah itu saat dibuang Belanda pada Februari 1949. Bung Hatta saat dibuang menempati Pesanggrahan Menumbing yang terletak di tengah hutan perawan di atas Bukit Menumbing.

Di dua gedung yang lokasinya berjarak sekitar 10 kilometer itulah pemimpin lain seperti H Agus Salim dan Mr Mohammad Roem dibuang bersama Presiden dan Wakil Presiden RI pertama tersebut.

Di Mentok, wisatawan dapat pula menikmati kemegahan bangunan tua yang masih kokoh, mercu suar Tanjung Kelian yang dibangun tahun 1862. Dari puncak bangunan itu, pengunjung bisa menyaksikan seantero Mentok dan sekitarnya.

Namun, sayang, Mentok pun seperti kota tua yang terlupakan. Kota kecamatan itu tetap belum menjadi daerah tujuan wisata, baik bagi wisatawan luar daerah maupun mancanegara. Mentok baru dinikmati oleh sebagian kecil warga setempat dan daerah lain di Pulau Bangka.

Wisatawan lokal itu umumnya juga hanya menikmati Pantai Tanjung Kelian dan mercu suarnya, serta Bukit Menumbing. Karena belum dikelola menjadi daerah tujuan wisata, menyebabkan Mentok tidak bisa berkembang sebagaimana mestinya.

Untuk Sejumlah kendala menghadang perkembangan Mentok. Salah satu hambatan utama adalah sulitnya transportasi di daerah itu. Agar bisa ke Bukit Menumbing, misalnya, alat transportasi yang bisa digunakan hanya dengan mobil atau sepeda motor sewaan, namun biayanya relatif mahal.

Jalan menanjak yang lebarnya hanya dua meter menjadi alasan mahalnya tarif. Belum lagi perjalanan menuju Menumbing yang harus melalui hutan perawan sejauh lima kilometer. "Saya tidak berani mengantar ke sana," ujar Sarif, salah seorang tukang ojek sepeda motor ketika diajak ke Menumbing.

Di perbukitan dengan ketinggian sekitar 800 meter dari permukaan laut tersebut pengunjung bisa melihat-lihat kamar tempat Bung Karno dan Bung Hatta serta salah satu mobil yang mereka pakai saat diasingkan Belanda di daerah itu.

Pesanggrahan tempat pembuangan Bung Karno dan Bung Hatta itu sejak beberapa tahun lalu telah diubah menjadi hotel dengan nama Jati Menumbing. Dari atas perbukitan ini, Kota Mentok, Pelabuhan Muntok, dan Selat Bangka terlihat dengan jelas.

Di Mentok juga terdapat Wisma Ranggam yang saat ini tengah dipugar. Gedung tua itu juga pernah menjadi tempat tinggal Bung Karno saat berada dalam pengasingan di Mentok.

Keindahan Mentok tidak hanya itu. Berjalan-jalan di dalam kota kecil itu tidak ubahnya berjalan-jalan di kota tua. Di mana-mana terdapat gedung tua, baik yang masih terawat karena dihuni maupun yang sudah rusak berat karena dibiarkan telantar.

Itu semua bisa menjadi daya tarik bagi pengunjung yang datang. Warga Sumatera, misalnya, bisa datang ke Mentok melalui Pelabuhan Muntok. Dari Pelabuhan Boom Baru di tepi Sungai Musi di Kota Palembang, Mentok dapat dicapai dengan kapal cepat sekitar 2,5- 3 jam.

Belum bisa diwujudkannya Mentok sebagai daerah tujuan wisata, diakui Kepala Seksi Pemerintahan Kecamatan Mentok Fauzi. Menurut dia, hal itu terjadi terutama karena selama ini perhatian pemerintah daerah dan pemerintah pusat masih kurang.

Namun, setelah Kabupaten Bangka dimekarkan dan salah satunya menjadi Kabupaten Bangka Barat, Fauzi yakin Mentok akan tumbuh menjadi daerah tujuan wisata yang dapat diandalkan. "Mentok ditetapkan menjadi ibu kota Kabupaten Bangka. Mudah-mudahan dengan menjadi ibu kota kabupaten, dalam waktu lima tahun ke depan Mentok akan jauh lebih maju," katanya.

Dengan menjadi ibu kota kabupaten, ungkap Fauzi, pembangunan Mentok tentu akan lebih diperhatikan. Pembangunan di kecamatan yang berpenduduk sekitar 40.000 jiwa itu akan menyentuh pula sektor pariwisata.

WISATA Pulau Bangka memang tidak hanya melulu mengandalkan pantainya yang cantik-cantik. Sejumlah obyek lain di pulau itu bisa diandalkan menjadi magnet penarik wisatawan.

Begitu banyak dan beragamnya potensi wisata Bangka, membuat pulau ini pantas disebut tidak kalah dengan Pulau Dewata. Namun, pengelolaan yang tidak maksimal menyebabkan potensi ini seperti terabaikan. Jangankan orang Jakarta dan kota besar lainnya, warga Palembang dan Sumatera Selatan yang bertetangga pun seperti enggan berkunjung ke Bangka.

(disadur dari kompas.com "Wisata bangka, sudah mentok ?")

PT. Timah Chemical batal buka di Tj. Ular, kenapa..??


Ade informasi dari temen kite, semula ada plan dari PT. Timah untuk merambah ke chemical. Jalan sudah diperbaiki,lahan sudah diukur2.
Dari sumber yang dapat dipercaya sanggup menampung tenaga kerja sebanyak 2.500 orang, bayangken............................................

Tetapi, ternyata malah pindah ke Cilegon dalam waktu dua minggu sudah mendapatkan izin hak guna lahan dari pemerintahan setempat seluas 8 hektar dan sudah dilakukan pelatakan batu pertama untuk pembuatan pabriknya.

Konfirmasi dengen kawan kite yang masih domisili di Mentok, kebetulan ade urusan dinas kemaren ke Jakarta, menurut die perizinan usaha tersebut terbentur oleh kebijakan dari pihak Perhutani yang mengharuskan pengusaha ini menyediakan lahan hijau sebanyak 4 kali dari izin yang mereka dapatkan.
Dan lagi dampak lingkungannya.

Kenapa ini terjadi?
Disaat ada usaha yang jelas-jelas dapat menyerap banyak tenaga kerja, menjadi income pendapatan daerah, meningkatkan taraf hidup penduduknya dan otomatis memajukan daerah harus terganjal dengan birokrasi yang terlalu menyulitkan.
Untuk hal yang terjadi sangat disayangkan.

(re-posting from milis mentok-bangka "PT.Chemical batal buka di Tanjung Ular" by Herman Harun)

Caleg seperti inikah yang kita pilih.??


Ade cerite dari temen kite yang dialamisewaktu pulang lebaran kemaren.

Saye ketemu dengen beberape kawan lame di mentok. ternyata ade seorang kawan, yang dulu e dianggap "biase" jak, sekarang dengen bangga die minta dukungan untuk dipilih sebagai legeslatif dalam pemilu legeslatif yang akan dilaksanakan dalam waktu deket ni. si caleg ni (sebut jak cem tu), dengen penuh percaya diri, cerite tentang kerjaan e sebagai guru. bahkan die ngajar 2 mata pelajaran di 2 tempat yang berbeda. hebat. tros die juga cerite kalo sekarang aktif di parpol baru yang lulus verifikasi untuk ikut sebagai peserta pemilu.

disinilah si caleg mulai menjalankan tugas e sebagai orang yang haros nyari dukungan untuk pemilu legislatif. setelah berbagai macem pandangan die tentang partai e, die langsong ke pokok permasalahan.

"tolong pilih ku di pemilu nanti".

bukan seorang caleg kalo die dak bise mengubar janji untuk kompensasi bagi orang yang milih die. dengen santai die ngomong,
"kalo ikak pilih ku, nanti ikak lah yang seneng juga".

maksud dari perkataan tu, menurut die, seandai die jadi anggota legeslatif, maka die bise dijadikan "backing" untuk orang yang milih die. dalam artian, mungkin seandai e kite haros berurusan dengan pemerintah, kite bise dilancarken urusan e. kalo ade "tender", mungkin kite orang pertame yang akan dikasih tau die.
jadi maksud kate seneng tu, dapet diartiken demikian, karene kite ade "backing" anggota dewan.

akhir e saye nanya same caleg tsb.

"berape geh suare yang dibutuhken untuk seorang caleg bise duduk di kursi dewan?"

menurut saye tu pertanyaan yang sederhana dan pasti dengen lugas si caleg bise ngejawab e.

"dak tau ok, ku sih yang penting nyaleg", gitu jawaban e sambil nyengir.

gileee, seorang caleg dak tau haros punye target berape minimal massa yang haros diyakinken supaye ngasih suare ke die. klo lah kayak gini ni ape kite bise percaya same caleg tu. ape die pantes untuk jadi seorang caleg yang mengurus pembangunan daerah e. klo lah kayak gini ni, mungkin dak die tu hanye dijadiken "boneka" dari orang2 yang dak bise nyaleg tapi agik pingin nikmatin uang yang berseliweran. jadi justru orang yang dibelakan si caleg ni yang punya massa, trus suare massa e dikasih ke si caleg, tapi dengen kompensasi bahwa caleg tu haros "nyetor" ke si pemilik massa.

kalo lah kayak gini, akhir e yang ontong si pemilik massa tu juga. proyek dimane2. tender lancar. urusan jadi gampang. sementara orang yang berhasil di naikken ke anggota dewan tu hanye bise manggut-manggut jak, tapi dak tau cemane care e die bise duduk jadi anggota dewan.

Bagaimana tanggapan anda..??

(re-posting from milis mentok-bangka "caleg bangka barat")